Headlines Today

Air Mata Ibu..

Suatu hari seorang alim yang sangat takwa kepada Tuhan bermaksud untuk pergi ke Tanah Suci mengerjakan ibadah haji. Waktu dia meminta izin kepada ibunya, ternyata perempuan tua itu sangat keberatan. Menurut ibunya, tunda dahulu keberangkatanmu sampai tahun depan. Ia merasa bimbang terhadap keselamatan anaknya, kerana orang alim itu adalah satu-satunya anak yang hidup dari hasil perkahwinan dengan almarhum suaminya.
Rupanya orang alim yang soleh itu sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Maka, walaupun tidak mendapat restu dari ibunya, dia berkemas-kemas lalu berangkat menuju ke Tanah Haram. Jelas keputusannya ini bertentangan dengan ajaran Nabi. Kerana redha Allah bergantung kepada redha orang tua, begitu pula murka Allah terletak dalam murka orang tua.

Ketika menyaksikan anaknya yang pergi juga, ibu yang sudah tua itu tergopoh-gapah mengejar anaknya. Akan tetapi anaknya itu sudah telalu jauh. Dia tidak mendengar suara ibunya yang memanggil-manggil sambil berlari-lari itu. Dalam marahnya ibu yang sangat cinta kepada anaknya tersebut menadahkan kedua tangannya lalu berdoa: “Ya Allah, anakku satu-satunya telah membakar diriku dengan panasnya api perpisahan. Kumohon pada-Mu, balaslah dia dengan seksaan yang setimpal. Sebagai ibunya, aku merasa sakit hati, ya Allah.”

Doa ini jelas tidak pada tempatnya bagi seorang ibu yang seharusnya bijaksana. Sebab di antara doa-doa yang dikabulkan adalah doa seorang ibu terhadap anaknya. Bumi seolah-olah bergoyang mendengar doa ini. Namun orang alim tadi terus juga berjalan. Pada sebuah kota kecil sebelum sampai tempat tujuannya, orang alim itu berhenti melepaskan lelah. Menjelang Maghrib dia berangkat ke masjid dan solat sampai Isyak. Sesudah itu ia terus mengerjakan solat-solat sunat dan wirid hingga jauh malam.

Secara kebetulan di sudut kota yang lain, pada malam itu terjadi peristiwa yang menggemparkan. Ada seorang pencuri yang masuk ke dalam rumah salah seorang penduduk. Orang yang punya rumah terjaga dan bersuara. Tiba-tiba pencuri itu terjatuh kerana terlanggar suatu benda di kakinya. Ketika terdengar bunyi sesuatu yang jatuh itu, maka orang yang punya rumah pun memekik-mekik sambil berkata: “pencuri! pencuri.”

Seisi kampung terbangun semuanya. Dengan ketakutan pencuri itu lari sekuat tenaga. Orang-orang kampung terus mengejarnya. Pencuri itu lari ke arah masjid dan masuk ke halaman masjid tersebut. Orang-orang pun mengejar ke sana. Ternyata pencuri itu tidak ditemukan di dalam rumah Allah itu.

Salah seorang di antara mereka memberitahu kepada pemimpinnya: “Kita sudah mencari di sekeliling masjid, namun tidak ada bekas-bekasnya sedikitpun.”

Yang lainnya pula berkata: “Tidak mungkin dia ditelan bumi, aku yakin dia belum lari dari sini. Kalau di luar masjid tidak ada, mari kita cari ke dalam masjid. Berkemungkinan dia bersembunyi di situ.”

Maka orang-orang pun masuk ke dalam masjid. Ternyata betul, di dekat mimbar ada seorang asing sedang duduk membaca tasbih. Tanpa bertanya-tanya lagi orang itu ditarik keluar. Tiba di halaman masjid, orang tadi sudah terkulai dan pengsan kerana dipukul beramai-ramai.

Penguasa hukum di kota tersebut malam itu juga memutuskan suatu hukuman yang berat kepadanya atas desakan masyarakat yang marah. Maka orang tersebut diikat pada tiang dan dicambuk badannya.

Keputusan dari hakim ini jelas menyalahi ajaran Nabi, bahawa seorang hakim seharusnya menyelidiki hingga hujung suatu perkara, dan tidak boleh menjatuhkan keputusan berdasarkan hawa nafsu. Begitu juga walaupun lelaki itu dituduh menodai kesucian masjid kerana bersembunyi di dalamnya, dengan berpura-pura bersembahyang dan membaca wirid, padahal dia adalah pencuri.

Pagi-pagi lagi seluruh penduduk kota itu sudah berkumpul di pasar menyaksikan jalannya hukumam qisas itu. Selain algojo melaksanakan tugasnya, orang-orang pun bersorak-sorak melihat si alim dicambuk hingga pengsan. Mereka tidak lagi mematuhi ajaran Islam untuk berbuat adil terhadap siapa saja, termasuk kepada pencuri yang jahat sekalipun. Darah memercik ke sana ke mari, orang-orang kelihatan semakin puas.

Semakin siang semakin ramai orang yang berkumpul menonton dan meludahi pencuri yang terkutuk itu. Dalam kesakitannya, orang alim yang dihukum sebagai pencuri itu mendengar salah seorang penduduk yang berkata: “Inilah hukuman yang setimpal bagi pencuri yang bersembunyi di dalam masjid!” Sambil meludah muka orang alim tersebut.
Orang yang dihukum yang dianggap pencuri ini dengan suara yang tersendat-sendat membuka mulutnya berkata: “Tolong jangan katakan demikian. Lebih baik beritahukanlah kepada orang ramai bahawa saya ini adalah hamba Allah yang ingin mengerjakan ibadah haji, tapi tidak mendapat restu dari orang tua.”

Mendengar ucapan ini, orang yang mendengar jadi terkejut dan menanyakan siapakah dia sebenarnya. Orang alim tadi membuka rahsianya, dan masyarakat jadi serba salah. Akhirnya mereka terpaksa memberitahukan hal itu kepada hakim.

Setelah hakim itu datang dan tahu duduk perkara yang sebenarnya, maka semua mereka menyesal. Mereka kenal nama orang alim itu, iaitu orang yang soleh dan ahli ibadah. Cuma belum pernah tahu rupanya. Ibu-ibu yang hadir serta orang tua lainnya ramai yang merasa sedih tidak dapat menahan diri, tapi sudah tidak ada gunanya.

Malamnya, atas permintaan orang alim itu setelah dibebaskan dari seksaannya, dihantarkan ke rumah ibunya. Pada waktu orang alim tersebut akan dihantar, ibunya telah berdoa: “Ya Allah, jika anakku itu telah mendapatkan balasannya, maka kembalikanlah dia kepadaku agar aku dapat melihatnya.”

Begitu selesai doa si ibu, orang yang membawa anaknya pun sampai. Orang alim itu minta didudukkan di depan pintu rumah ibunya, dan mempersilakan orang yang mengantarnya itu pergi. Sesudah keadaan sunyi kembali, tidak ada orang lain, maka orang alim itupun berseru dengan suara yang pilu: “Asalamualaikum.”

Maka terdengarlah suara oang tua yang menjawab salamnya dari dalam. Bergetar hati si alim mendangar suara itu:
“Saya adalah musafir yang terlantar. Tolonglah beri saya roti dan air sejuk,” kata orang alim itu menyamar diri.

“Mendekatlah engkau ke pintu. Hulurkan tanganmu melalui celah pintu,” jawab suara tadi dari dalam.

“Maaf, saya tidak boleh mendekati pintu kerana kedua kaki saya sangat kaku. Saya juga tidak dapat menghulurkan tangan melalui celah pintu, kerana tangan saya terasa letih.”

“Jadi bagaimana caranya?” Si ibu mengeluh kehilangan akal. “Antara kita ada pemisah yang tidak boleh dilanggar. Engkau lelaki yang tidak saya kenal, dan saya, walaupun sudah tua, adalah seorang perempuan.”

“Jangan bimbang wahai puan,” kata orang alim tersebut. “Saya tidak akan membuka mata kerana kedua mata saya sangat pedih, jadi saya tidak akan melihat ke arah puan.”

Mendengar jawapan itu, tidak beberapa lama kemudian perempuan itu pun keluar membawa sepotong roti dan segelas air sejuk. Orang alim itu begitu saja merasakan kehadiran ibunya, sudah tidak mampu lagi menahan diri. Ia memeluk kaki ibunya dan menjerit sambil menangis: “Ibu, saya adalah anak ibu yang derhaka.” Ibunya pun merasa sedih. Dipandangnya orang cacat di mukanya itu lalu ia menjerit ternyata adalah anaknya. Mereka berdua saling berpelukan dalam tangisan.

Ketika itu juga perempuan tersebut menadahkan tangannya memohon ampun kepada Allah: “Ya Allah, kerana telah jadi begini sungguh saya menyesal atas kemarahan saya kepada anak sendiri, saya bertaubat untuk tidak mengulangi lagi perkara ini, ampunilah saya ya Allah, serta ampunilah dosa orang-orang yang menyeksanya kerana kami semua telah disesatkan oleh godaan iblis dengan nafsu marah.”

LIMA RESEPI PENAWAR STRESS





Bismillah..Salam Ukhwah. Kali ini Pihak Usrah membawakan satu tajuk yang menarik kepada semua. iaitu Lima Resepi hendak menangani STRESS. Hari kita memang sentiasa stress, btul tak? Jadi sama kita jelajah untuk mengetahui cara menanganinya mengikut islam..



1. Membaca Al Qur'an dengan disertai pemahaman maknanya.

Al Qur'an adalah bacaan yang paling sesuai dalam segala suasana. Pada saat

kita gembira, maka peringatan-peringatan yang ada dalam Al Qur'an akan

mampu menjadi pengerem agar kita tak lupa diri. Demikian pula halnya pada

saat kita sedih, maka dengan membaca Al Qur'an terasa sekali dalam lubuk

hati kita sentuhan kesejukan dari Firman Allah SWT. Kala kita gagal dalam

mencapai sesuatu, maka pesan-pesan dalam Al Qur'an akan mampu menawarkan

kesedihan yang ada dalam hati kita. Dengan membaca Al Qur'an, semangat

yang hampir pudar karena kegagalan insya Allah akan berangsur pulih kembali.

Firman Allah dalam surat Al Israa' ayat 82

" Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat

bagi orang-orang yang beriman ...."



>2. Berdzikir yang lama.

Allah SWT berfirman

" ..ingatlah, hanya dengan mengingat Allah.lah hati menjadi tenang "

QS. Ar Rad 28

Kenapa dengan berdzikir ?

Sebab dengan mengingat Allah, maka timbulah tawakkal dan penyerahan diri

kita kepada Allah. Dan kalau toh apa yang hendak kita raih tersebut luput

terpegang tangan, maka dengan kembali mengingat Allah, sadarlah kita,

mungkin apabila keinginan kita tersebut terkabul, justru mudharotlah yang

datang. Dengan demikian yang muncul bukanlah rasa kecewa dan penyesalan,

akan tetapi justru syukur yang dalam pada Allah. Bukankah Allah yang

paling mengetahui keadaan dan kemampuan kita ?



3. Puasa.

Salah satu hikmah puasa, disamping dapat menimbulkan perasaan sosial terha-

dap sesama, adalah untuk kesehatan. Bukti-bukti cukup banyak, bahwa orang

orang yang mengidap mag, malah sembuh bila berpuasa, padahal menurut ilmu

kedokteran seharusnya orang yang mengidap mag menjaga makannya agar teratur

dan tidak telat. Penulis sendiri juga mengalami, gangguan pencernaan yang tak kunjung

reda, malah sembuh dengan membiasakan puasa sunah.Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa

ternyata mempunyai efek yang baik sekali. sebab dengan puasa, secara tidak langsung

seseorang dilatih untuk dapat mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung untuk

melakukan hal-hal yang sesat.Dilain pihak, dengan berpuasa, seseorang akan jadi merasa

lebih dekat dengan Allah, sehingga merasa lebih aman dan tenteram.



4. Solat malam.

Shalat tahajut, meskipun tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk melakukannya. Banyak ayat dalam Al Qur'an yang menujukkan betapa penghargaan Tuhan

terhadap hamba-hambaNya yang datang menemuiNya, pada saat hamba-hamba yang

lain lelap dalam tidur. Allah menjajikan, terhadap orang-orang yang berse-

gera menuju keridhaanNya, suatu derajat yang tinggi.

" Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajutlah kamu sebagai suatu

ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat

yang terpuji "

QS Al Israa' 79





5. Mengunjungi saudara sesama muslim.



Banyak sekali hikmah yang dapat dikaji dari silaturahmi terhadap sesama saudara muslim ini.

Dengan bersilaturami, maka ukhuwah yang hampir retak akan kembali utuh.

Dengan bersilaturami, maka berbagai persoalan yang membelit kepala insya

Allah akan dapat dicarikan penyelesaiannya. Dengan bersilaturahmi, kita

dapat saling berbagi suka dan duka, berbagi kesedihan, mencurahkan pera-

saan, sehingga beban berat yang menghimpit, akan terasa lebih ringan,

karena kita tidak sendiri. Disamping itu, saling pesan dalam kebenaran dan

kesabaran hanya mungkin terlaksana apabila tali ukhuwah tetap terjalin.

Tersebut dalam Hadist riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda



" Diantara hamba-hamba Allah ada sekelompok orang yang bukan nabi dan

syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa tergiur dengan keadaan mere

ka,karena kedudukannya yang mulia di sisi Allah. Para sahabat bertanya,

" Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu ?". Jawab beliau : "Mereka adalah

sekelompok orang yang memadu cinta kasih dalam mencari keridhaan Allah,

yang diantara mereka tidak ada hubungan kerabat dan tidak ada tujuan

duniawi. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, sedangkan mereka tidak

merasa khawatir dan takut ketika orang lain dilanda perasaan khawatir dan

takut. Mereka tidak berduka cita ketika orang lain menderita "



Demikianlah para jamaah, lima macam resep pengusir kegundahan hati.

Insya Allah bila kita dapat melaksanakan salah satu dari ke lima diatas, Allah

akan menghapus segala kesedihan dan kegundahan dari hati kita.

Akhirnya, marilah kita berdoa agar Allah senantiasa memberi kita kekuatan,

memberi kita kelapangan, sehingga kita dapat meniti kehidupan ini dengan

segala perasaan damai, dengan tenteram dan dijauhkan dari persoalan-persoalan

yang membelit jiwa.



Marilah saudaraku, kita datangi apa yang disunahkan Allah setelah kita melaksa-

nakan apa yang diwajibkanNya. Insya Allah, dengan memperbanyak melakukan yang

sunnah akanlah dapat kita rasakan, bagaimana sejuk dan manisnya buah iman,

sehingga agama yang kita peluk ini, tidak tampak sebagai rentetan kewajiban dan

larangan, saja, akan tetapi penyejuk hati yang amat diperlukan setiap insan.

Various Headlines

Featured Stories